Kamis, 09 November 2017

Dakwah Singkat

CINTA YANG UTAMA

الحمد لله الذي ارسل رسوله بالهدا ودين الحق ليظهره علي الدين كله وكفا بالله شهيدا والصلاة وسلام على هذا البى الكريم وعلى اله واصحابه اجمعين. امابعد

Kaum muslimin dan muslimah   yang di muliahkan Allah Swt !
Marilah senantiasa kita memanjatkan rasa syukur kita kehadirat Ilahi rabbi yang tak henti-hentinya mencurahkan nikmatnya Iman dan Islam sehingga oleh karena nikmat kesehatan, nikmat iman dan Islam. Sehingga oleh karena nikmat itu kita sebagai makhlukNya dapat mengarungi bahtera kehidupan dunia ini dengan penuh ketentraman dan kedamaian.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad Saw Nabi yang telah merubah kehidupan dunia ini dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang-benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Rasa cinta yang tertanam dalam diri manusia banyak ragamnya kecintaan seseorang berbeda antar satu dengan lainnya. Kecintaan ini merupakan hak asasi pribadi, seperti rasa cinta seorang pria kepada wanita atau sebaliknya. Kecintaan seseorang kepada wanita atau sebaliknya kecintaan seseorang kepada salah satu barang perhiasan atau kegemaran laainnyaaaa. Ada yang mencintai suatu barang yang juga dicintai dan dsukai oleh yang lainnya, apakah itu oleh saudarnya, keluarganya, sahabatnya, atau oleh orang lain pada umumnya ada juga sebaiknya, kita mencintainya tetapi orang lain tidak.
Alangkah bahagianya kalau seseorang  mencintai sesuatu atau perkara yang dicintai juga oleh keluarganya, apalagi kalau kecintaanya selaras dengan ketentuan agama, cinta seperti itu dapat digolongkan cinta palsu. Awalnya baik tetapi akhirnya akan membawa akibat yang membahayakan atau merugikan diri. Sebagaimana ahli hikmah telah menyatakan : “bukanlah termasuk kebaikan kalau seseorang melakukan kebaikan, tetapi akhirnya mendapat siksa di neraka.”
Bagi orang yang mencintai suatu perkara yang baik menurut ketentuan agama ia akan selamat di akhirat walaupun hidup di dunia penuh dengan kesusahan maka kelak ia akan mendapatkan skebahagiaan dari Allah Swt.
Hidup manusia ini tidak akan lepas dari rasa cinta kepada sesuatu yang ada di alam ini, sebab segala yang ada di alam ini diciptakan Allah Swt agar dimanfaatkan manusia dan seluruh makhluk.
Allah Swt telah menyediakan segala sesuatu yang ada di dunia ini bukan untuk membahyankan atau mencelakakan  manusia, tetapi untuk diambil manfaatnya serta maslahatnya bagi manusia.
Hidup dan kehidupan manusia pada hakikatnya merupakan ujian bagi dirinya masing-masing seperti yang
difirmankan  Allah Swt :
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(1)الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

Maha suci Allah yang ditangan-Nya segala kerajaan dan maha kuasa atas segala sesuatu. yang  menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa dia maha perkasa lagi maha pengampun. (Q.S Al - mulk  : 1-2)
Barang–barang yang telah diciptakan Allah SWt. dijadikan sebagai sarana untuk menguji manusia siapa  yang dapat menggunakan dan memanfaatkan-Nya dengan baik maka ia akan selamat  dan mendapatkan kebahagiaan, baik dunia maupun  di akhirat.
Kecintaan manusia kepada hal yang telah diciptakan Allah itu banyak macamnya yang tidak bertentangan dengan ajaran agama. Kecintaan itu merupakan  fitrah  dari Allah, segala sesuatu yang diciptakan Allah diatas dunia ini merupakan perhiasan yang harus dicintai, Rasulullah bersabda “ Dunia ini Adalah Perhiasan”.
Di dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Saw. banyak keterangan yang menjelaskan bahwa manusia akan kaku, sebab kalau tidak demikian hidup manusia akan kaku, statis, tidak kreatif dan tidak dinamis, manusia harus dapat berusaha mencintai segala ciptaan Allah untuk kebaikan dunia dan akhirat. Karena itulah cintai yang utama.
Manusia harus dapat menjadikan Allah swt sebagai obyek cinta yang utama ketimbang cinta-Nya.
Kepada makhluk dunia beserta isinya. Sabda Rasulullah saw yang artinya:
“Tidaklah disebut beriman salah seorang hamba sehingga ia lebih mencintai Allah dari pada mencintai ibu-bapak-Nya, anak-anaknya, dan seluruh manusia. (Riwayat Bukhari ).

Oleh karena itu kita sebagai manusia sudah seharusnya dapat membedakan mana cinta yang utama dan hakiki, sehingga kehidupan ini akan suram dan tak ada gunanya tanpa dan menempatkan cinta pada tempatnya.
Demikian apa yang dapat kami utarakan, mudah-mudahan ada manfaatnya mohon maaf atas segala kekurangan terima kasih atas segala perhatian.

Wassalamu Alaikum wr. Wb.           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar