Kamis, 09 November 2017

Dakwah Singkat

CINTA YANG UTAMA

الحمد لله الذي ارسل رسوله بالهدا ودين الحق ليظهره علي الدين كله وكفا بالله شهيدا والصلاة وسلام على هذا البى الكريم وعلى اله واصحابه اجمعين. امابعد

Kaum muslimin dan muslimah   yang di muliahkan Allah Swt !
Marilah senantiasa kita memanjatkan rasa syukur kita kehadirat Ilahi rabbi yang tak henti-hentinya mencurahkan nikmatnya Iman dan Islam sehingga oleh karena nikmat kesehatan, nikmat iman dan Islam. Sehingga oleh karena nikmat itu kita sebagai makhlukNya dapat mengarungi bahtera kehidupan dunia ini dengan penuh ketentraman dan kedamaian.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad Saw Nabi yang telah merubah kehidupan dunia ini dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang-benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Rasa cinta yang tertanam dalam diri manusia banyak ragamnya kecintaan seseorang berbeda antar satu dengan lainnya. Kecintaan ini merupakan hak asasi pribadi, seperti rasa cinta seorang pria kepada wanita atau sebaliknya. Kecintaan seseorang kepada wanita atau sebaliknya kecintaan seseorang kepada salah satu barang perhiasan atau kegemaran laainnyaaaa. Ada yang mencintai suatu barang yang juga dicintai dan dsukai oleh yang lainnya, apakah itu oleh saudarnya, keluarganya, sahabatnya, atau oleh orang lain pada umumnya ada juga sebaiknya, kita mencintainya tetapi orang lain tidak.
Alangkah bahagianya kalau seseorang  mencintai sesuatu atau perkara yang dicintai juga oleh keluarganya, apalagi kalau kecintaanya selaras dengan ketentuan agama, cinta seperti itu dapat digolongkan cinta palsu. Awalnya baik tetapi akhirnya akan membawa akibat yang membahayakan atau merugikan diri. Sebagaimana ahli hikmah telah menyatakan : “bukanlah termasuk kebaikan kalau seseorang melakukan kebaikan, tetapi akhirnya mendapat siksa di neraka.”
Bagi orang yang mencintai suatu perkara yang baik menurut ketentuan agama ia akan selamat di akhirat walaupun hidup di dunia penuh dengan kesusahan maka kelak ia akan mendapatkan skebahagiaan dari Allah Swt.
Hidup manusia ini tidak akan lepas dari rasa cinta kepada sesuatu yang ada di alam ini, sebab segala yang ada di alam ini diciptakan Allah Swt agar dimanfaatkan manusia dan seluruh makhluk.
Allah Swt telah menyediakan segala sesuatu yang ada di dunia ini bukan untuk membahyankan atau mencelakakan  manusia, tetapi untuk diambil manfaatnya serta maslahatnya bagi manusia.
Hidup dan kehidupan manusia pada hakikatnya merupakan ujian bagi dirinya masing-masing seperti yang
difirmankan  Allah Swt :
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(1)الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

Maha suci Allah yang ditangan-Nya segala kerajaan dan maha kuasa atas segala sesuatu. yang  menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa dia maha perkasa lagi maha pengampun. (Q.S Al - mulk  : 1-2)
Barang–barang yang telah diciptakan Allah SWt. dijadikan sebagai sarana untuk menguji manusia siapa  yang dapat menggunakan dan memanfaatkan-Nya dengan baik maka ia akan selamat  dan mendapatkan kebahagiaan, baik dunia maupun  di akhirat.
Kecintaan manusia kepada hal yang telah diciptakan Allah itu banyak macamnya yang tidak bertentangan dengan ajaran agama. Kecintaan itu merupakan  fitrah  dari Allah, segala sesuatu yang diciptakan Allah diatas dunia ini merupakan perhiasan yang harus dicintai, Rasulullah bersabda “ Dunia ini Adalah Perhiasan”.
Di dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Saw. banyak keterangan yang menjelaskan bahwa manusia akan kaku, sebab kalau tidak demikian hidup manusia akan kaku, statis, tidak kreatif dan tidak dinamis, manusia harus dapat berusaha mencintai segala ciptaan Allah untuk kebaikan dunia dan akhirat. Karena itulah cintai yang utama.
Manusia harus dapat menjadikan Allah swt sebagai obyek cinta yang utama ketimbang cinta-Nya.
Kepada makhluk dunia beserta isinya. Sabda Rasulullah saw yang artinya:
“Tidaklah disebut beriman salah seorang hamba sehingga ia lebih mencintai Allah dari pada mencintai ibu-bapak-Nya, anak-anaknya, dan seluruh manusia. (Riwayat Bukhari ).

Oleh karena itu kita sebagai manusia sudah seharusnya dapat membedakan mana cinta yang utama dan hakiki, sehingga kehidupan ini akan suram dan tak ada gunanya tanpa dan menempatkan cinta pada tempatnya.
Demikian apa yang dapat kami utarakan, mudah-mudahan ada manfaatnya mohon maaf atas segala kekurangan terima kasih atas segala perhatian.

Wassalamu Alaikum wr. Wb.           

Membangun generasi

”PENGARUH ILMU DALAM MEMBANGUN GENERASI”

Rasanya tak habis-habisnya kita mesti bersyukur kepada Allah karena dari limpahan rahmat dan karunianya kita masih dalam keadaan sehat walafiyat.
Sanjungan salawat kita sampaikan kepada baginda Rasul, ujung tombak pembawa pelita kehidupan.
Hadirin yang saya hormati.
Pada kesempatan ini izinkan saya untuk mengetengahkan ceramah yang berjudul.
Pengaruh Ilmu Dalam Membangun Generasi
Hadirin yang saya hormati.
Ilmu telah menjadikan perbincangan dari waktu kewaktu, bahkan ilmu telah menjadikan simbol kejayaan dan kemajuan suatu bangsa. Hampir tak ada suatu bangsa dinilai maju kecuali disana ada ketinggian ilmu. hingga hampirmenjadi kesepakatan setiap bangsa, bila ingin maju harus berkiblat pada negeri yang tinggi ilmunya.
Jadi bangku-bangku ekolah diduktrin dengan kurikulum negara maju. Tapi sayang, sikap ambisi meraup dan mengimport ilmu ini berlaku hanya pada masalah duniawi. Bahkan pikiran sebagian besar kaum muslimin pun tak jauh beda dengan kaum sekuler. Yang lebih memprihatinkan lagi, sebagian Da’i mempertentangkan tentang cap intelektual muslim justru menuding kolot kepada orang yang tekung mempelajari agamanya karena terfitrah oleh kilau dunia. Bukankah kita pernah mendengar wasiat Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib Radiallahu anhu.
Dunia akan pergi berlalu, dan akhirat akan datang menjelang dan keduanya mempunyai anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini hanya ada amal tanpa hisab (perhitungan) dan besok hanya ada hisab (perhitungan) tanpa amal.
Akankah kita membekali diri kita begaikan sibuta ditengah rimba belantara tak tahu apa yang akan menimpanya. Padahal bahaya itu suatu kepastian yang telah tersedia.
Kaum muslimin dan muslimat rahimah kumullah.
Akankah kita bergeliman dalam kebodohan padahal kebodohan itu lambang kejumudan. lalu tidakkah kita ingin sukses dan jaya di negeri akhirat nanti. lalu apa yang menghalangi kita untuk segera meraup ilmu agama, sebagaimana kita berambisi meraup ketinggian ilmu dunia karena tergambar suksesnya masa dean kita.
Kita sadar bahwa pergantian generasi merupakan sunnatullah yang pasti akan terjadi pada suatu kaum atau bangsa. Apakah pergantian itu lebih baik atau lebih buruk dari generasi sebelumnya tergantung pada kesungguhan dalam mempersiapkan generasi yang lebih baik. Begitu pulasebaliknya jika asal-asalan akan menghasilkan suatu generasi yang lebih buruk dari generasi pendahulunya.
Jika kita memperhatikan kondisi pada akhir-akhir ini. jelas terlihat adanya gejala krisis moral di masyarakat. Kejahatan dan kekerasan hampir menjadi komsumsi kita setiap hari di surat kabar, dan televisi. Perzinhan, aborsi dan kasus kecanduan nerkobah menduduki peringkat tertinggi yang terjadi pada generasi muda, selain itu arus informasi yang masuk hampir tanpa batas, sepeerti mode/gaya hidup orang Barat telah diadopsi tanpa (filter) dan dijadikan sebagai satu kebiasaan dan kebanggaan. Betapa banyak generasi kita yang memiliki titel diusia muda, menguasai perkembangan ilmu yang begitu canggih seperti, komputer, Kimia, Fisika, matematika, dan masih banyak lagi, ta[pi sayang seribu sayang ilmu tentang agama dalam persoalan biasa saja seperti mandi wajib, bahkan yang membatalkan wudhu seperti najis-najis dan sebagainya sama sekali mereka tidak mengetahuiinya. Nauzubillah Minzalik.
Hadirin kaum muslimin dan muslimat yang dfimuliakan oleh Allah.
Fenomena ini hendaknya dijadikan bahan renungan bagi kita apakah selama ibni kita menjaga diri, keluarga dan masyarakat disekitar kita agar terkena dampak krisis moral ataukah selama ini kita lupa dan melahirkannya padahal jelas bahwa Allah memberikan perintah kepada kita dalam firmannya:
Artinya:
Hai orang-orang yang berimabn, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (At-Tahrim:6).
Kita harus mewaspadai gejala ini. Sebab jika tidak, akan menimbulkan dampak buruk bagi generasi yang akan datang, kita bisa membayangkan seperti apa jedinya generasi yang akan datang jika generasi sekarang seperti ini, dan inilah yang Allah gambarkan sebagai generasi buruk, suatu generasi yang akan membawa pada kehancuran dan ksesatan. Allah berfirman dalam Q.S.Maryam ayat 59 yang artinya:
”Maka datanglah sesudah mereka, penganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan memenuhi kesesatan. Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa ada dua karater utama generasi yang buruk yaitu (menyia-nyiakan shalat) dan (memperturutkan hawa nafsu). Shalat merupakan amalan utama yang akan mempengaruhi perbuatan yang lain. Dan secara psikologis orang yang selalu melaksanakan shalat dengan baik. Akan mempunyai pertahanan dari perbuatan-perbuatan yang keji dan mungkar, hal ini karena jalannya ikatan batin yang kuat antara hamba dan Rabnya.
Firman Allah:
Artinya:
”Sesunguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. (At-Ankabut:45).
Kemudian masalah memperturutkan hawa nafsu, kemana hawa nafsunya condong kesitulah ia berjalan. generasi seperti ini tidak memperhatikan apakah yang dia lakukan halal atau haram, dosa tau berpahala yang terpenting bagi mereka tercapai semua yang diinginkannya dalam hal berpakaianpun yang terpenting ialah mode trendi. Tidak peduli apakah pakaian itu menutupi aurat atau malah mempertontongkan aurat. Generasi seperti ini hanya akan membawa kesesatan hidup di dunia dan di akhirat (نعوذ بالله). Olehnya itu hadirin yang dimuliakan oleh Allah, persiapan pembentukan generasi yang akan datang mutlak suatu keharusan yang tidak bisa dibantah lagi, sehingga perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Baik yang berkaitan dengan akidah, pendidikannya, muamalahnya juga yang berkaitan dengan ahlaknya, sehingga pergantian genrasi yang berlangsung mengahasilkan generasi baru yang lebih baik dari pada generasi sebelukmya.
Jadi sebagai kesimpulan bahwa:
1.      Problem yang terbesar dikalangan ummat ini adalah Al-Jahl biddin, bodoh tentang agamanya.
2.      Tidak akan terangkat derajat ummat ini menuju sebuah kejayaan kecuali harus bengkit dan menggali ilmu agama secara benar.
Demikian ceramah yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.


Ceramah

Cinta Dan Benci Karena Allah
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته

Al-hamdulillah, pertama-tama yang patut kita ucapkan tak lain puji syukur kehadirat Allah SWT, atas hidayah-Nya, yang diberikan kepada kita semua sehingga masih dapat merasakan nikmatnya khidupan. Dan semoga nikmat itu kita dapat mempergunakan untuk mengabdikan diri kepada-Nya. Amin ya Rabbal alamin.
Tak lupa pula shalawaat dan taslim kita kirimkan kepada teladan umat manusia, Muhammad SAW. sebagai uswatun hasanah yang tidak luput zaman untuk diteladani, untuk diimani ataupun sebagai idola.
Hadirin Yang Berbahagiah
Cinta yang paling tinggi dan paling wajib serta yang paling bermanfaat mutlak adalah cinta kepada Allah Ta’ala semata, diiringi terbentuknya jiwa oleh sikap hanya menuhankan Allah Ta’ala saja. Karena yang namanya Tuhan adalah sesuatu yang hati manusia condong kepadanya dengan penuh rasa cinta dengan meng-agungkan dan membesarkannya, tunduk dan pasrah secara total serta menghamba kepadaNya. Allah Ta’ala wajib dicintai karena DzatNya sendiri,sedangkan yang selain Allah Ta’ala dicintai hanya sebagai konsekuensi dari rasa cinta kepada Allah Ta’ala.
Hadirin Yang Berbahagiah
Dalam Sunan At-Tirmidzi dan lain-lain, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ الْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ. (رواه الترمذي).
“Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR.At Tirmidzi)
Dalam riwayat lain, Rasulullah juga bersabda:
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ اْلإِيْمَانَ. (رواه أبو داود والترمذي وقال حديث حسن).
“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, ia mengatakan hadits hasan)
Hadirin Yang Berbahagiah
Dari dua hadits di atas kita bisa mengetahui bahwa kita harus memberikan kecintaan dan kesetiaan kita hanya kepada Allah semata. Kita harus mencintai terhadap sesuatu yang dicintai Allah, membenci terhadap segala yang dibenci Allah, ridla kepada apa yang diridlai Allah, tidak ridla kepada yang tidak diridlai Allah, memerintahkan kepada apa yang diperintahkan Allah, mencegah segala yang dicegah Allah, memberi kepada orang yang Allah cintai untuk memberikan dan tidak memberikan kepada orang yang Allah tidak suka jika ia diberi.
Hadirin Yang Berbahagiah
Dalam pengertian menurut syariat, dimaksud dengan al-hubbu fillah (mencintai karena Allah) adalah mencurahkan kasih sayang dan kecintaan kepada orang –orang yang beriman dan taat kepada Allah ta’ala karena keimanan dan ketaatan yang mereka lakukan.
Sedangkan yang dimaksud dengan al-bughdu fillah (benci karena Allah) adalah mencurahkan ketidaksukaan dan kebencian kepada orang-orang yang mempersekutukanNya dan kepada orang-orang yang keluar dari ketaatan kepadaNya dikarenakan mereka telah melakukan perbuatan yang mendatangkan kemarahan dan kebencian Allah, meskipun mereka itu adalah orang-orang yang dekat hubungan dengan kita, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Kamu tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling kasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang orang itu bapak-bapak, anak-anak sauadara-saudara ataupun saudara keluarga mereka.” (Al-Mujadalah: 22)

Hadirin Yang Berbahagiah
Jadi, para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in serta pengikut mereka di seluruh penjuru dunia adalah orang-orang yang lebih berhak untuk kita cintai (meskipun kita tidak punya hubungan apa-apa dengan mereka), dari pada orang-orang yang dekat dengan kita seperti tetangga kita, orang tua kita, anak-anak kita sendiri, saudara-saudara kita, ataupun saudara kita yang lain, apabila mereka itu membenci, memusuhi dan menentang Allah dan RasulNya dan tidak melakukan ketaatan kepada Allah dan RasulNya maka kita tidak berhak untuk mencintai melebihi orang-orang yang berjalan di atas al-haq dan orang yang selalu taat kepada Allah dan rasulNya. Demikian juga kecintaan dan kebencian yang tidak disyari’atkan adalah yang tidak berpedoman pada kitabullah dan sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Dan hal ini bermacam-macam jenisnya di antaranya adalah: kecintaan dan kebencian yang dimotifasi oleh harta kekayaan, derajat dan kedudukan, suku bangsa, ketampanan, kefakiran, kekeluargaan dan lain-lain, tanpa memperdulikan norma-norma agama yang telah digariskan oleh Allah Ta’ala
Hadirin Yang Berbahagiah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata “Bahwasannya seorang mukmin wajib dicurahkan kepadanya kecintaan dan kasih sayang meskipun mendhalimi dan menganggu kamu, dan seorang kafir wajib dicurahkan kepadanya kebencian dan permusuhan meskipun selalu memberi dan berbuat baik kepadamu.”
Hadirin Yang Berbahagiah
Sesuai dengan apa yang di katakan oleh Syakhul Islam Ibnu Taimiyah, marilah kita berlindung kepada Dzat yang membolak-balikkan hati, supaya hati kita dipatri dengan kecintaan dan kebencian yang disyariatkan oleh Allah dan RasulNya. Karena kadang orang-orang yang menentang Allah di sekitar kita lebih baik sikapnya terhadap kita dari pada orang-orang yang beriman kepada Allah, sehingga kita lupa dan lebih mencintai orang-orang kafir dari pada orang-orang yang beriman. Naudzubilla min dzalik.

Dalam pandangan ahlusunnah wal jamaah kadar kecintaan dan kebencian yang harus dicurahkan terbagi menjadi tiga kelompok:
1.      Orang-orang yang dicurahkan kepadanya kasih sayang dan kecintaan secara utuh. Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, melaksanakan ajaran Islam dan tonggak-tonggaknya dengan ilmu dan keyakinan yang teguh . Mereka adalah orang-orang yang mengikhlaskan segala perbuatan dan ucapannya untuk Allah semata. Mereka adalah orang-orang yang tunduk lagi patuh terhadap perintah-perintah Allah dan RasulNya serta menahan diri dari segala yng dilarang oleh Allah dan Rasulnya. Mereka adalah orang-orang yang mencurahkan kecintaan, kewala’an, kebencian dan permusuhan karena Allah ta’ala serta mendahulukan perkataan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam atas yang lainnya siapapun orangnya.
2.      Orang-orang yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lainnya.
Mereka adalah orang yang mencampuradukan antara amalan yang baik dengan amalan yang buruk, maka mereka dicintai dan dikasihani dengan kadar kebaikan yang ada pada diri mereka sendiri, dan dibenci serta dimusuhi sesuai dengan kadar kejelekan yang ada pada diri mereka. Dalam hal ini kita harus dapat memilah-milah, seperti muamalah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam terhadap seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Himar. Saat itu Abdulllah bin Himar dalam keadaan minum khamr maka dibawalah dia kehadapan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, tiba-tiba sorang laki-laki melaknatnya kemudian berkata: “betapa sering dia didatangkan kehadapan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam keadaan mabuk.” Rasulullah bersabda: “janganlah engkau melaknatnya. Sesungguhnya dia adalah orang yang cinta kepada Allah dan RasulNya (Shohih Al-Bukhari kitab Al-Hudud). Pada hal jama’ah yang berbahagia, dalam riwayat Abu Dawud dalam kitab Al-Asyribah juz 4 yang dishahihkan oleh Al-Bani dalam shahih Al-Jami Ash Shaghir hadits nomer 4967 Rasulullah n melaknat khamr, orang yang meminumnya, orang yang menjualnya, orang yang memerasnya dan orang yang minta diperaskan, orang yang membawanya dan orang yang dibawakan khamr kepadanya.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah ... adapun yang ketiga
3.      Orang–orang yang dicurahkan kebencian dan permusuhan kepadanya secara utuh.
Mereka adalah orang yang tidak beriman kepada rukun iman dan orang yang mengingkari rukun Islam baik sebagian atau keseluruhan dengan rasa mantap, orang yang mengingkari asma’ wa sifat Allah ta’ala, atau orang yang meleburkan diri dengan ahlu bida’ yang sesat dan menyesatkan, atau orang yang melakukan hal-hal yang membatalkan keIslamannya. Terhadap orang ini wajib bagi kita untuk membenci secara utuh, karena mereka adalah musuh Allah dan RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam.
Hadirin Yang Berbahagiah
Ada beberapa faktor yang dapat mengkokohkan kecintaan dijalan Allah, antara lain:
1. Memberitahukan kepada orang yang dicintai bahwa kita mencintai karena Allah ta’ala. Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiallaahu anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ صَاحِبَهُ فَلْيَأْتِ فِيْ مَنْزِلِهِ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ فِي اللهِ تَعَالَى. (رواه ابن المبارك في الزهد، 712).
“Apabila ada seorang dari kalian mencintai temannya hendaklah dia datangi rumahnya dan mengkhabarinya bahwa ia mencintainya (seorang teman tadi) kerena Allah Ta’ala.” (HR.Ibnul Mubarok dalam kitab Az-Zuhdu, hal 712 dengan sanad shohih)


2. Saling memberi hadiah
Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah Radhiallaahu anhu:
تَهَادَوْا تَحَابُّوْا. (رواه البخاري في الأدب المفرد 120 والبيهقي، 6/169، وسنده حسن).
“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrod, hal 120 dan Baihaqi 6/169 dengan sanad hasan)
3. Saling mengunjungi
Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah .
يَا أَبَا هُرَيْرَةَ! زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا. (رواه الطبراني والبيهقي، سنده صحيح).
“Wahai Abu Hurairah! berkunjunglah engkau dengan baik tidak terlalu sering dan terlalu jarang, niscaya akan bertambah sesuatu dengan kecintaan.” (HR.Thabrani dan Baihaqi dengan sanad yang shahih)
4. Saling menyebarkan salam.
لاَ تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَلاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ، أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ. (رواه مسلم، 2/35).
“Tidaklah kalian masuk Surga sehingga kalian beriman, tidakkah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai, Maukah kamu aku tunjukkan tentang sesuatu yang apabila kalian melakukan-nya akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim 2/35).
5. Meninggalkan dosa-dosa.
Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَوْ فِي اْلإِسْلاَمِ فَيَفْرُقُ بَيْنَهُمَا إِلاَّ بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا. (رواه البخاري في الأدب المفرد ص 84 وهو حديث حسن).
“Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah atau karena Islam kemudian berpisah kecuali salah satu dari ke duanya telah melakukan dosa.” (HR. Al-Bukhari dalam kitabnya Al-Adab AlMufrad hal.84)
6. Meninggalkan perbuatan ghibah (membicarakan sesuatu tentang saudaranya di saat tidak ada, dan jika saudaranya tersebut mendengarkan dia marah-marah atau tidak suka) Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan (ghibah) sebagian yang lain,sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat:12)
Demikian ceramah yang cukup singkat ini mudah-mudahn dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Ceramah Singkat

السلام عليكم ورحمة الله وبر كاته. الحمد لله وحده، صدق وعده، ونصر عبده والصلاة والسلام على من لا نبي بعده وعلى اله وصحبه ومن تبع حداه. اما بعد

BERBUAT BAIK KEPADA TETANGGA
Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga kita masih sempat hadir ditempat ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW karena dengan ajaran Islam yang menyebarkan kita bisa yang mana haq dan mana yang bathil.
Hadirin yang senanatuasa dirahmati oleh Allah SWT pada kesempatan ini insyah Allah saya akan menyampaikan sebuah pidato berjudul “Berbuat Baik Kepada Tetangga”
Berbicara tentang tetangga berarti berbicara tentang bagaimana kita hidup dalam bertentangga. Dengan tetangga kita harus saling menyambung silaturahmi sebagaimana sabda Nabi yang artinya “Barang siapa yang ingin murah rezekinya dan panjang umurnya, maka hendaklah mempererat tali silaturahmi (hubungan silaturahmi)”.
Tentunya kita semua mengingingkan supaya rezeki kita dan umur kita panjang, maka kita harus berbuat baik kepada siapa saja terutama tetangga kita. Karena tetangga adalah saudara yang paling dekat. Dalam hal ibni disebutkan dalam hadits bahwa tetangga adalah  40 samping kanan, 40 samping kiri, 40 ke depan dan 40 kebelakang.
Hadirin yang sama dirahmati oleh Allah SWT.
Berbuat baik terhadap tetangga disayariatkan dalam agama Islam. Dan orang-orang yang beriman harus menciptakan rasa aman, cinta mencintai, sayang menyangi, dan lain-lain. Dan jangan sampau kita menyakiti hati tetangga kita baik disengaja ataupun tidak. Karena tidak dianggap seseorang beriman apa bila ia tidak bisa berbuat baik kepada tetangganya. Sebagaimana sabda Nabi:
من كان يؤ من با لله والوم الا خر فليعسن الى جاره
Artinya:
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berbuat baik kepada tetangganya hadirin sekalian yang sama-sama berbahagia.
Perlu pula kita ingat bahwa dalam hidup bertetangga. Tetangga kita yang akan pertama kali datang membantu kita dikala kita terkena musibah atau yang lainnya bukan saudara kita jauh. Dan apabila tetangga kuta berbuat jahat kepada kita janganglah dibalas dengan kejahatan pula. Karena dengan kebaikan yang kita lakukan insayh allah akan meluluhkan hatinya.

Hadirin sekalian yang dimuliakan Allah SWT
Mungkin itulah yang sempat saya sampaikan pada kesempatan ini lebih dan kiranya mohon domaafkan segala yang benar datangnya dari Allah SWT dan segala yang salah datangnya dari diri saya pribadi. Jazakumullah Khair.
السلام عليكم ورحمة الله وبر كاته


Skenario Konseling

SKENARIO
WAWANCARA KONSELING

A.    Topik Permasalahan : Siswa Bolos Sekolah

B.     Deskripsi Kasus
Seorang siswa datang ke ruangan Bimbingan dan konseling berinisial MS Siswa kelas XII IPA 1, pada salah satu sekolah Swasta di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Jenis kelamin laki-laki, akhir-akhir ini prestasinya belajarnya menurun, dan sering membolos sekolah karena cara mengajar guru di kelas yang tidak membuatnya nyaman.
C.    Skema Proses Wawancara
Klien                 : ‘’Assalamu alaikum Wr. Wb.
Konselor       : (ekspressi senyum ramah , menyambut klien) ‘’Waalaikum salam, silahkan masuk nak! (Penerimaan)
Klien                 : Terima kasih Pak.
Koselor             : Silahkan duduk Nak! (sambil membungkukkan badan dan mempersilahkan klien duduk). (Menghangatkan)
Klien                 : Terima kasih Pak.
Konselor                       : Oh ! Ya.... boleh saya tau namanya nak ? (Perkenalan)
Klien                 : Ia Pak, nama saya Muh. Syukur.
Konselor       : Klo bapak namanya M.Yunus S. Sebelum nak  Syukur datang ke ruangan Bapak, apa kegiatanya di kelas ? (Pertanyaan Terbuka)
Klien                 : Tidak ada Pak, kebetulan sekarang sementara istirahat.
Konselor           : Oh, sedang istirahat, bagaimana menurut Nanda dengan keadaan ruangan ini? (Merespon/Pertayaan)
Klien                 : Yah.. menurut saya bagus Pak, dan saya merasa nyaman didalam ruangan ini. 
Konselor           : Baiklah, sebetulnya kami di sini ada dua orang Konselor ada Pak Hamka, dan saya sendiri. Nanda mau konsultasi kepada siapa ? (Informasi)
Klien                : Saya mau konsultasi sama bapak saja.
Konselor           : Ok baiklah, tapi waktu yang kita gunakan hanya waktu istirahat saja yaitu 30 menit saja, bagaimana nanda setuju ? (Kontrak Waktu)
Klien                 : Oh Ia Pak, saya rasa itu sudah cukup.
Konselor         : Nanda, sebelum kita mulai pembicaraan kita ini, perlu nanda ketahui bahwa segala informasi yang nanda sampaikan nantinya tentu akan di jaga kerahasiaannya. Jadi diharapkan agar kiranya tidak ada keragu - raguan dalam menyampaikan  masalahnya, dan bapak berharap nanda bisa terbuka dalam menyampaikan masalahnya, karena masalah yang nanda hadapi sekarang semua itu bisa teratasi tergantung dari nanda sendiri. Kalo misalkan nanda menyampaikan dengan jujur masalah yang di hadapi, Insya Allah masalahnya juga bisa cepat teratasi, tetapi kalo misalkan ada yang ditutup-tutupi, bapak juga akan kesulitan membatu nanda. (Kode Etik, Ajakan)
Klien                 : Ia Pak.
Konselor            : Baiklah kalo begitu, Apa yang kemudian nanda harapkan dari pertemuan ini? (Kontrak Tujuan)
Klien             : Saya berharap agar kiranya masalah yang saya hadapai sekarang bisa teratasi Pak.
Konselor            : Boleh Bapak tahu, Apa permasalahan yang nanda alami sekarang ?
                           (Petanyaan Terbuka)
Klien                 : Begini  Pak, dua minggu yang lalu saya ketahuan membolos dari sekolah oleh orang tua saya. Kemudian saat di rumah, saya dimarahi oleh orangtua saya, Mereka menanyakan mengapa saya membolos dari sekolah. Saya sangat takut Pak, Akhirnya saya jujur kepada mereka bahwa saya memang membolos dan saya katakan bahwa penyebab saya membolos adalah karena guru saya yang cara mengajarnya sangat tidak menyenangkan sehingga saya membolos sekolah dan ketahuan. Saya takut Pak.’’
Konselor            : Oh ya... Terus’’. (Dorongan Minimal)
                            Sudah berapa kali Nanda membolos dalam 1 minggu terakhir ini ?” (Teknik Pertanyaan Tertutup)
Klien                  : Sudah dua kali Pak.
     Saya benar-benar takut Pak, Saya takut dimarahi sama orangtua saya, saya sangat takut Pak ? (mimik muka ketakutan)
Konselor         : Sekarang coba nanda jelaskan apa yang nanda rasakan dari peristiwa yang nanda alami ? (Eksplorasi Masalah)
Klien                 : Yang saya alami sekarang Pak, saya sangat takut saya merasa tidak memiliki arti, saya malu Pak, dan saya sangat tertekan sehingga saya sangat takut dan saya ingin lari dari masalah yang saya alami ini.
Konselor          : Ia ia (Dorongan Minimal), Bapak mengerti dan sangat prihatin mendengarnya (dengan suara pelan dan menyentuh) dan Bapak sangat merasakan apa yang nanda rasakan saat ini.” (Empati)
Baiklah  sekarang  bapak  ingin bertanya kepada  nanda, Bagaimana keadaan    dalam kelas nanda ? (Klarifikasi)
Klien              : Keadaan  di kelas tuh  seperti keadaan kelas pada umumnya Pak, tidak ada perbedaan tetapi guru-guru yang mengajar di kelas sering membuat saya tidak nyaman Pak, sehingga saya sering membolos dari sekolah.’’
Konselor         : Sekarang Bapak minta Nanda untuk mengungkapkan perasaan nanda selama ini kepada guru yang membuat nanda tidak nyaman saat di kelas sehingga akhirnya membolos ? (Proyeksi)
Klien                  : Saya bingung mengungkapkan perasaan saya Pak..
Konselor          : Kalau  begitu,  coba  nanda  anggap  bapak  ini sebagai  guru yang membuat nanda tidak nyaman di kelas.  (Proyeksi)
Klien                : (menarik nafas) Ibu... ibu.. tahu  tidak  bahwa  saya  sangat  tertekan  belajar dengan ibu, saya sangat muak dengan cara ibu mengajar yang hanya membentak saya, menyuruh saya mencatat di buku, tidak memberikan saya kebebasan dalam berpendapat, dan selalu ingin menang sendiri. Ibu tahu saya benar-benar muak melihat ibu sehingga saya selalu membolos dari jam pelajaran ibu di kelas biar ibu mengerti perasaan saya.
Konselor           : Ok...ok (Dormin) sekarang saya telah mengetahui bagaimana perasaan nanda kepada guru yang membuat nanda sering membolos dari sekolah sedangkan fokus permasalahan kita sekarang adalah perilaku membolos nanda. Mengenai tindakan membolos apakah nanda merasa itu bagian dari tindakan pelarian nanda atas rasa ketidakpuasan nanda pada guru di kelas ?’’ (Teknik Fokus)
Klien             : Ia Pak,   Kalau   mengingat   guru  itu saya  benar-benar emosi dan terbawa suasana marah Pak. Saya memang merasakan tindakan saya membolos ini merupakan salah satu upaya pelarian saya dari keadaan kelas yang tidak sesuai dengan harapan saya Pak.
Konselor           : Ia Bapak maklumi memang terbawa suasana. Nanda merasa bahwa tindakan membolos ini memang sebagai pelarian dari suasana tidak menyenangkan di kelas. Nanda sadar tidak bagaimana akibat dari tindakan membolos ini baik pada diri nanda maupun orangtua nanda ? (Pertanyaan Terbuka)
Klien              :  Ia Pak , Saya benar-benar menyadarinya bahkan saya mengalaminya sendiri Pak, sampai saya benar-benar dimarahi sama orangtua dan juga tindakan saya yang membolos ini tidak membawa perubahan apapun terhadap kondisi di kelas saya, malah membolos membuat hubungan saya dengan orangtua dan guru menjadi kurang harmonis.’’
Konselor         : Dari jawaban Nanda tadi Bapak mengetahui bahwa Nanda sadar akibat yang timbul dari tindakan membolos, tetapi kenapa tindakan membolos tetap Nanda ambil sebagai jalan pelarian Nanda atas ketidaknyamanannya di kelas? (Teknik Konfrontasi)
Klien              : Saya  melakukan  itu Pak agar saya dapat diperhatikan, saya dapat didengar, dan saya dapat menyampaikan kepada guru tersebut bahwa cara mengajarnya banyak tidak disukai oleh siswa. Kalau tidak melalui cara ini saya tidak tahu lagi harus menyampaikan dengan cara apa ?’’.
Konselor            : Dari  jawaban  Nanda  seperti  itu,  Bapak  dapat mengidentifikasikan bahwa Nanda mengalami kebingungan dalam menghadapi kondisi belajar yang tidak mengenakkan sehingga Nanda memilih untuk membolos agar dapat diperhatikan. Kalau menurut Nanda Bagaimana ? (Teknik Penafsiran).
Klien                 : Benar Pak, dan saya tahu tindakan membolos itu bukanlah tindakan yang tepat untuk diambil, akan tetapi saya sudah benar-benar tidak merasa nyaman Pak diajar oleh guru tersebut sehingga cara saya untuk melepaskan diri dari kepenatan pikiran saya ini ya!!! cara membolos inilah Pak yang saya ambil.
Konselor            : Nanda  tidak  perlu  menyesal  terlalu  dalam begitu, yang terjadi dimasa lalu biarlah menjadi kenangan dan pembelajaran, yang terpenting adalah bagaimana Nanda sekarang mampu menyadari kesalahan Nanda dan mau berubah. Yang harus dilakukan sekarang adalah Nanda harus menentukan tindakan-tindakan dan perilaku Nanda dimasa yang akan datang sehingga kejadian membolos ini tidak terulang lagi.  (Teknik Mengambil Inisiatif)
Klien              : Saya  sangat  berterima kasih Pak atas nasehatnya, Tetapi disini saya bingung Pak tindakan-tindakan apa yang harus saya ambil untuk mengatasi sikap membolos saya.
Konselor          : Sekarang  Nanda  harus  sadar   bahwa   penyebab   membolos  dari  sekolah bukanlah dari faktor-faktor di luar diri Nanda tetapi faktor-faktor itu datang dari dalam diri Nanda sendiri. Sehingga Nanda harus menyadari dulu dan memunculkan rasa tanggung jawab dari diri Nanda. (Pemguatan)
Klien                :  Ia Pak...
Konselor           : Sekarang Bapak ingin Nanda menyebutkan kalimat Saya Bertanggung jawab, dengan kalimat akhir Nanda yang menentukan sendiri Nanda bertanggung jawab atas apa?  (Teknik Saya Bertanggung Jawab)
Klien                : (menarik nafas) Saya bertanggung jawab atas perbuatan saya membolos dari  sekolah dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
  Konselor        : Sekarang, Nanda anggap lagi Bapak ini sebagai guru yang membuat Nanda sering membolos. Coba sekarang Nanda ungkapkan perasaan Nanda sekarang kepada guru tersebut saat ini. (Teknik Kursi Kosong)
  Klien                  : Ibu,  Saya  mohon  maaf  atas kesalahan saya membolos di jam pelajaran Ibu. saya sangat menyesal, tetapi saya meminta ibu tolong mengerti dan memahami saya sebagai siswa ibu. Bukan hanya saya yang selalu terus selalu mengerti dan memahami ibu.
Konselor       : Ok, sekarang dari segala proses konseling yang telah kita lakukan, Bapak mendapatkan gambaran bahwa selama ini Nanda mengalami masalah dikarenakan Nanda melarikan diri dari permasalahan yang Nanda hadapi di kelas yaitu tidak mampu menyesuaikan diri dengan guru yang mengajar di kelas Nanda yang ternyata tidak sesuai dengan harapan Nanda selama ini terhadap sosok guru yang mengajar di dalam kelas. (Teknik Interpretasi)
Klien             : Ia Pak, tetapi  apa  yang  harus  saya lakukan sekarang Pak untuk mengatasi perilaku membolos yang ada pada diri saya Pak. (Teknik meminta nasihat)
Konselor           : Sekarang saya akan memberikan beberapa pengarahan yang bisa Nanda pilih untuk mengatasi masalah membolos pada Nanda. Adapun pengarahan saya antara lain :
a. Nanda coba untuk menjauhi lingkungan-lingkungan yang bisa memancing Nanda untuk membolos. Nanda bisa memilih lingkungan-lingkungan yang lebih baik dan bisa menerima Nanda sehingga bisa mengurangi keinginan Nanda untuk membolos.
b. Nanda coba untuk menyesuaikan diri Nanda terhadap berbagai kondisi lingkungan yang ada dihadapan Nanda. Nanda harus siap sebab kita tidak selamanya mendapatkan lingkungan yang sesuai dengan keinginan kita kadang kita mendapatkan kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan keinginan kita oleh karena itu dengan berlatih menghadapi berbagai kondisi lingkungan sejak kecil akan membantu Nanda di saat dewasa nanti.
c. Nanda harus meningkatkan kemampuan komunikasi Nanda, sebab dari penjelasan Nanda atas permasalahan yang timbul menyiratkan Nanda kurang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik kepada guru sehingga Nanda tidak mampu mengungkapkan perasaan dan keinginan Nanda kepada guru tersebut sehingga guru tersebut tidak tahu bahwa Nanda tidak suka dengan cara mengajarnya dan ia tetap dengan cara mengajar yang tidak Nanda sukai sehingga Nanda semakin tidak nyaman saat di kelas menyimak pelajarannya oleh karena itu kemampuan komunikasi Nanda harus benar-benar ditingkatkan. (memberi solusi/saran)
Konselor          : Saya rasa Nanda cukup bijak untuk memilih salah satu solusi dari beberapa solusi yang bapak arahkan karena Nanda memiliki kebebasan memilih solusi penyelesaian didasarkan pada perhitungan dan kelebihan yang telah Nanda perhitungkan. (pertanyaan terbuka)
Klien                   : Ia Pak, terima  kasih  atas  bantuan dan arahan yang telah diberikan ke saya. Insya Allah saya akan menjalankan arahan dari Bapak dan akan mencobanya untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi sekarang. Semoga beberapa arahan yang bapak berikan akan membantu saya dalam mengatasi perilaku membolos saya Pak.’’
Konselor         : Ia saya sangat senang mendengarnya. Sekarang setelah proses wawancara konseling kita selesai , Ada baiknya kita menarik beberapa kesimpulan agar proses konseling kita ini semakin jelas. Hal-hal yang dapat saya simpulkan : pertama, Nanda membolos dari sekolah karena cara mengajar guru di kelas yang tidak membuat Nanda nyaman. Kedua , Nanda mengetahui bahwa tindakan membolos itu salah tetapi Nanda tetap melakukannya karena tidak ada cara lain untuk menyampaikan keinginan Nanda kepada guru. Ketiga , Nanda menyadari bahwa penyebab perilaku membolos Nanda tidak hanya datang dari luar tetapi dari dalam diri Nanda yang terungkap melalui beberapa teknik konseling yang Bapak lakukan sehingga Bapak dapat memberikan beberapa arahan yang sesuai dengan permasalahan yang Nanda hadapi. (teknik menyimpulkan sementara)
Klien                 : Ia  Pak,   Saya    akan     mengintrospeksi    diri   lagi   dan   akan  mencoba memperbaiki perilaku saya dan akan mencoba untuk menerapkan arahan yang telah Bapak berikan untuk memperbaiki diri saya. Terima kasih Pak sudah mau mendengarkan keluhan saya’’.
Konselor      : Sama-sama, sebelum kita berpisah apa  nanda  telah merasa  legah ? (menanyakan perasaan)
Klien                    : Ia Pak saya sudah merasa legah.
Konselor        : Semoga dengan keputusan yang telah nanda ambil akan bermanfaat dan membantu diri Nanda untuk menjadi lebih baik. Apabila Nanda mengalami masalah, Bapak selalu siap untuk membantu Nanda dan Bapak tunggu perkembangan berikutnya dari Nanda. (tagihan PR)
Klien                    : Ia Insya Allah. Mari Pak saya permisi dulu, Assalamu alaikum Wr. Wb.

Konselor              : Wa’alaikum salam Wb. Wb. (perpisahan)