supriaditapaksuci
Rabu, 03 Januari 2018
Kamis, 09 November 2017
Dakwah Singkat
CINTA
YANG UTAMA
الحمد لله الذي ارسل رسوله بالهدا ودين
الحق ليظهره علي الدين كله وكفا بالله شهيدا والصلاة وسلام على هذا البى الكريم
وعلى اله واصحابه اجمعين. امابعد
Kaum muslimin dan
muslimah yang di muliahkan Allah Swt !
Marilah
senantiasa kita memanjatkan rasa syukur kita kehadirat Ilahi rabbi yang tak
henti-hentinya mencurahkan nikmatnya Iman dan Islam sehingga oleh karena nikmat
kesehatan, nikmat iman dan Islam. Sehingga oleh karena nikmat itu kita sebagai
makhlukNya dapat mengarungi bahtera kehidupan dunia ini dengan penuh
ketentraman dan kedamaian.
Shalawat
dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad Saw
Nabi yang telah merubah kehidupan dunia ini dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang-benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Rasa
cinta yang tertanam dalam diri manusia banyak ragamnya kecintaan seseorang
berbeda antar satu dengan lainnya. Kecintaan ini merupakan hak asasi pribadi,
seperti rasa cinta seorang pria kepada wanita atau sebaliknya. Kecintaan
seseorang kepada wanita atau sebaliknya kecintaan seseorang kepada salah satu
barang perhiasan atau kegemaran laainnyaaaa. Ada yang mencintai suatu barang
yang juga dicintai dan dsukai oleh yang lainnya, apakah itu oleh saudarnya,
keluarganya, sahabatnya, atau oleh orang lain pada umumnya ada juga sebaiknya,
kita mencintainya tetapi orang lain tidak.
Alangkah
bahagianya kalau seseorang mencintai
sesuatu atau perkara yang dicintai juga oleh keluarganya, apalagi kalau
kecintaanya selaras dengan ketentuan agama, cinta seperti itu dapat digolongkan
cinta palsu. Awalnya baik tetapi akhirnya akan membawa akibat yang membahayakan
atau merugikan diri. Sebagaimana ahli hikmah telah menyatakan : “bukanlah
termasuk kebaikan kalau seseorang melakukan kebaikan, tetapi akhirnya mendapat
siksa di neraka.”
Bagi
orang yang mencintai suatu perkara yang baik menurut ketentuan agama ia akan
selamat di akhirat walaupun hidup di dunia penuh dengan kesusahan maka kelak ia
akan mendapatkan skebahagiaan dari Allah Swt.
Hidup
manusia ini tidak akan lepas dari rasa cinta kepada sesuatu yang ada di alam
ini, sebab segala yang ada di alam ini diciptakan Allah Swt agar dimanfaatkan
manusia dan seluruh makhluk.
Allah
Swt telah menyediakan segala sesuatu yang ada di dunia ini bukan untuk
membahyankan atau mencelakakan manusia,
tetapi untuk diambil manfaatnya serta maslahatnya bagi manusia.
Hidup
dan kehidupan manusia pada hakikatnya merupakan ujian bagi dirinya
masing-masing seperti yang
difirmankan
Allah Swt :
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(1)الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
“Maha
suci Allah yang ditangan-Nya segala kerajaan dan maha kuasa atas segala
sesuatu. yang menjadikan mati dan hidup,
supaya dia menguji kamu, siapa dia maha perkasa lagi maha pengampun. (Q.S
Al - mulk : 1-2)
Barang–barang
yang telah diciptakan Allah SWt. dijadikan sebagai sarana untuk menguji manusia
siapa yang dapat menggunakan dan
memanfaatkan-Nya dengan baik maka ia akan selamat dan mendapatkan kebahagiaan, baik dunia
maupun di akhirat.
Kecintaan
manusia kepada hal yang telah diciptakan Allah itu banyak macamnya yang tidak
bertentangan dengan ajaran agama. Kecintaan itu merupakan fitrah
dari Allah, segala sesuatu yang diciptakan Allah diatas dunia ini
merupakan perhiasan yang harus dicintai, Rasulullah bersabda “ Dunia ini Adalah
Perhiasan”.
Di
dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Saw. banyak keterangan yang menjelaskan bahwa
manusia akan kaku, sebab kalau tidak demikian hidup manusia akan kaku, statis,
tidak kreatif dan tidak dinamis, manusia harus dapat berusaha mencintai segala
ciptaan Allah untuk kebaikan dunia dan akhirat. Karena itulah cintai yang
utama.
Manusia
harus dapat menjadikan Allah swt sebagai obyek cinta yang utama ketimbang
cinta-Nya.
Kepada
makhluk dunia beserta isinya. Sabda Rasulullah saw yang artinya:
“Tidaklah
disebut beriman salah seorang hamba sehingga ia lebih mencintai Allah dari pada
mencintai ibu-bapak-Nya, anak-anaknya, dan seluruh manusia. (Riwayat
Bukhari ).
Oleh karena itu kita sebagai manusia sudah
seharusnya dapat membedakan mana cinta yang utama dan hakiki, sehingga
kehidupan ini akan suram dan tak ada gunanya tanpa dan menempatkan cinta pada
tempatnya.
Demikian
apa yang dapat kami utarakan, mudah-mudahan ada manfaatnya mohon maaf atas
segala kekurangan terima kasih atas segala perhatian.
Wassalamu Alaikum
wr. Wb.
Membangun generasi
”PENGARUH ILMU
DALAM MEMBANGUN GENERASI”
Rasanya tak habis-habisnya kita
mesti bersyukur kepada Allah karena dari limpahan rahmat dan karunianya kita
masih dalam keadaan sehat walafiyat.
Sanjungan
salawat kita sampaikan kepada baginda Rasul, ujung tombak pembawa pelita
kehidupan.
Hadirin yang
saya hormati.
Pada kesempatan
ini izinkan saya untuk mengetengahkan ceramah yang berjudul.
”Pengaruh
Ilmu Dalam Membangun Generasi”
Hadirin yang
saya hormati.
Ilmu telah
menjadikan perbincangan dari waktu kewaktu, bahkan ilmu telah menjadikan simbol
kejayaan dan kemajuan suatu bangsa. Hampir tak ada suatu bangsa dinilai maju
kecuali disana ada ketinggian ilmu. hingga hampirmenjadi kesepakatan setiap
bangsa, bila ingin maju harus berkiblat pada negeri yang tinggi ilmunya.
Jadi
bangku-bangku ekolah diduktrin dengan kurikulum negara maju. Tapi sayang, sikap
ambisi meraup dan mengimport ilmu ini berlaku hanya pada masalah duniawi.
Bahkan pikiran sebagian besar kaum muslimin pun tak jauh beda dengan kaum
sekuler. Yang lebih memprihatinkan lagi, sebagian Da’i mempertentangkan tentang
cap intelektual muslim justru menuding kolot kepada orang yang tekung
mempelajari agamanya karena terfitrah oleh kilau dunia. Bukankah kita pernah
mendengar wasiat Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib Radiallahu anhu.
Dunia akan
pergi berlalu, dan akhirat akan datang menjelang dan keduanya mempunyai
anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah menjadi
anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini hanya ada amal tanpa hisab (perhitungan)
dan besok hanya ada hisab (perhitungan) tanpa amal.
Akankah kita
membekali diri kita begaikan sibuta ditengah rimba belantara tak tahu apa yang
akan menimpanya. Padahal bahaya itu suatu kepastian yang telah tersedia.
Kaum muslimin
dan muslimat rahimah kumullah.
Akankah kita
bergeliman dalam kebodohan padahal kebodohan itu lambang kejumudan. lalu
tidakkah kita ingin sukses dan jaya di negeri akhirat nanti. lalu apa yang
menghalangi kita untuk segera meraup ilmu agama, sebagaimana kita berambisi
meraup ketinggian ilmu dunia karena tergambar suksesnya masa dean kita.
Kita sadar
bahwa pergantian generasi merupakan sunnatullah yang pasti akan terjadi pada
suatu kaum atau bangsa. Apakah pergantian itu lebih baik atau lebih buruk dari
generasi sebelumnya tergantung pada kesungguhan dalam mempersiapkan generasi
yang lebih baik. Begitu pulasebaliknya jika asal-asalan akan menghasilkan suatu
generasi yang lebih buruk dari generasi pendahulunya.
Jika kita
memperhatikan kondisi pada akhir-akhir ini. jelas terlihat adanya gejala krisis
moral di masyarakat. Kejahatan dan kekerasan hampir menjadi komsumsi kita
setiap hari di surat kabar, dan televisi. Perzinhan, aborsi dan kasus kecanduan
nerkobah menduduki peringkat tertinggi yang terjadi pada generasi muda, selain
itu arus informasi yang masuk hampir tanpa batas, sepeerti mode/gaya hidup
orang Barat telah diadopsi tanpa (filter) dan dijadikan sebagai satu kebiasaan
dan kebanggaan. Betapa banyak generasi kita yang memiliki titel diusia muda,
menguasai perkembangan ilmu yang begitu canggih seperti, komputer, Kimia,
Fisika, matematika, dan masih banyak lagi, ta[pi sayang seribu sayang ilmu
tentang agama dalam persoalan biasa saja seperti mandi wajib, bahkan yang
membatalkan wudhu seperti najis-najis dan sebagainya sama sekali mereka tidak
mengetahuiinya. Nauzubillah Minzalik.
Hadirin kaum
muslimin dan muslimat yang dfimuliakan oleh Allah.
Fenomena ini
hendaknya dijadikan bahan renungan bagi kita apakah selama ibni kita menjaga
diri, keluarga dan masyarakat disekitar kita agar terkena dampak krisis moral
ataukah selama ini kita lupa dan melahirkannya padahal jelas bahwa Allah
memberikan perintah kepada kita dalam firmannya:
Artinya:
Hai
orang-orang yang berimabn, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
(At-Tahrim:6).
Kita harus
mewaspadai gejala ini. Sebab jika tidak, akan menimbulkan dampak buruk bagi
generasi yang akan datang, kita bisa membayangkan seperti apa jedinya generasi
yang akan datang jika generasi sekarang seperti ini, dan inilah yang Allah
gambarkan sebagai generasi buruk, suatu generasi yang akan membawa pada
kehancuran dan ksesatan. Allah berfirman dalam Q.S.Maryam ayat 59 yang artinya:
”Maka datanglah
sesudah mereka, penganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan memenuhi kesesatan. Pada
ayat ini Allah menjelaskan bahwa ada dua karater utama generasi yang buruk
yaitu (menyia-nyiakan shalat) dan (memperturutkan hawa nafsu). Shalat merupakan
amalan utama yang akan mempengaruhi perbuatan yang lain. Dan secara psikologis
orang yang selalu melaksanakan shalat dengan baik. Akan mempunyai pertahanan
dari perbuatan-perbuatan yang keji dan mungkar, hal ini karena jalannya ikatan
batin yang kuat antara hamba dan Rabnya.
Firman Allah:
Artinya:
”Sesunguhnya
shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. (At-Ankabut:45).
Kemudian
masalah memperturutkan hawa nafsu, kemana hawa nafsunya condong kesitulah ia
berjalan. generasi seperti ini tidak memperhatikan apakah yang dia lakukan
halal atau haram, dosa tau berpahala yang terpenting bagi mereka tercapai semua
yang diinginkannya dalam hal berpakaianpun yang terpenting ialah mode trendi.
Tidak peduli apakah pakaian itu menutupi aurat atau malah mempertontongkan
aurat. Generasi seperti ini hanya akan membawa kesesatan hidup di dunia dan di
akhirat (نعوذ بالله). Olehnya itu hadirin yang
dimuliakan oleh Allah, persiapan pembentukan generasi yang akan datang mutlak
suatu keharusan yang tidak bisa dibantah lagi, sehingga perlu dipersiapkan
dengan sebaik-baiknya. Baik yang berkaitan dengan akidah, pendidikannya,
muamalahnya juga yang berkaitan dengan ahlaknya, sehingga pergantian genrasi
yang berlangsung mengahasilkan generasi baru yang lebih baik dari pada generasi
sebelukmya.
Jadi sebagai
kesimpulan bahwa:
1.
Problem yang
terbesar dikalangan ummat ini adalah Al-Jahl biddin, bodoh tentang agamanya.
2.
Tidak akan
terangkat derajat ummat ini menuju sebuah kejayaan kecuali harus bengkit dan
menggali ilmu agama secara benar.
Demikian
ceramah yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin
Ya Rabbal Alamin
Wassalamu
Alaikum Wr. Wb.
Ceramah
Cinta Dan Benci Karena Allah
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
Al-hamdulillah,
pertama-tama yang patut kita ucapkan tak lain puji syukur kehadirat Allah SWT,
atas hidayah-Nya, yang diberikan kepada kita semua sehingga masih dapat
merasakan nikmatnya khidupan. Dan semoga nikmat itu kita dapat mempergunakan
untuk mengabdikan diri kepada-Nya. Amin ya Rabbal alamin.
Tak lupa pula shalawaat dan taslim kita kirimkan kepada teladan
umat manusia, Muhammad SAW. sebagai uswatun hasanah yang tidak luput zaman
untuk diteladani, untuk diimani ataupun sebagai idola.
Hadirin Yang Berbahagiah
Cinta yang paling tinggi dan paling wajib serta yang paling
bermanfaat mutlak adalah cinta kepada Allah Ta’ala semata, diiringi
terbentuknya jiwa oleh sikap hanya menuhankan Allah Ta’ala saja. Karena yang
namanya Tuhan adalah sesuatu yang hati manusia condong kepadanya dengan penuh
rasa cinta dengan meng-agungkan dan membesarkannya, tunduk dan pasrah secara
total serta menghamba kepadaNya. Allah Ta’ala wajib dicintai karena DzatNya sendiri,sedangkan
yang selain Allah Ta’ala dicintai hanya sebagai konsekuensi dari rasa cinta
kepada Allah Ta’ala.
Hadirin Yang Berbahagiah
Dalam Sunan At-Tirmidzi dan lain-lain, Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam bersabda:
أَوْثَقُ عُرَى
اْلإِيْمَانِ الْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ. (رواه الترمذي).
“Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci
karena Allah.” (HR.At Tirmidzi)
Dalam riwayat lain, Rasulullah juga bersabda:
مَنْ أَحَبَّ
لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ
اسْتَكْمَلَ اْلإِيْمَانَ. (رواه أبو داود والترمذي وقال حديث حسن).
“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah,
memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah
sempurna Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, ia mengatakan hadits hasan)
Hadirin Yang Berbahagiah
Dari dua hadits di atas kita bisa mengetahui bahwa kita harus
memberikan kecintaan dan kesetiaan kita hanya kepada Allah semata. Kita harus
mencintai terhadap sesuatu yang dicintai Allah, membenci terhadap segala yang
dibenci Allah, ridla kepada apa yang diridlai Allah, tidak ridla kepada yang
tidak diridlai Allah, memerintahkan kepada apa yang diperintahkan Allah,
mencegah segala yang dicegah Allah, memberi kepada orang yang Allah cintai
untuk memberikan dan tidak memberikan kepada orang yang Allah tidak suka jika
ia diberi.
Hadirin Yang Berbahagiah
Dalam pengertian menurut syariat, dimaksud dengan al-hubbu fillah
(mencintai karena Allah) adalah mencurahkan kasih sayang dan kecintaan kepada
orang –orang yang beriman dan taat kepada Allah ta’ala karena keimanan dan
ketaatan yang mereka lakukan.
Sedangkan yang dimaksud dengan al-bughdu fillah (benci karena
Allah) adalah mencurahkan ketidaksukaan dan kebencian kepada orang-orang yang
mempersekutukanNya dan kepada orang-orang yang keluar dari ketaatan kepadaNya
dikarenakan mereka telah melakukan perbuatan yang mendatangkan kemarahan dan
kebencian Allah, meskipun mereka itu adalah orang-orang yang dekat hubungan
dengan kita, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Kamu tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat, saling kasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan
RasulNya, sekalipun orang orang itu bapak-bapak, anak-anak sauadara-saudara
ataupun saudara keluarga mereka.” (Al-Mujadalah: 22)
Hadirin Yang Berbahagiah
Jadi, para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in serta pengikut mereka
di seluruh penjuru dunia adalah orang-orang yang lebih berhak untuk kita cintai
(meskipun kita tidak punya hubungan apa-apa dengan mereka), dari pada
orang-orang yang dekat dengan kita seperti tetangga kita, orang tua kita,
anak-anak kita sendiri, saudara-saudara kita, ataupun saudara kita yang lain,
apabila mereka itu membenci, memusuhi dan menentang Allah dan RasulNya dan
tidak melakukan ketaatan kepada Allah dan RasulNya maka kita tidak berhak untuk
mencintai melebihi orang-orang yang berjalan di atas al-haq dan orang yang
selalu taat kepada Allah dan rasulNya. Demikian juga kecintaan dan kebencian yang
tidak disyari’atkan adalah yang tidak berpedoman pada kitabullah dan sunnah
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Dan hal ini bermacam-macam jenisnya di
antaranya adalah: kecintaan dan kebencian yang dimotifasi oleh harta kekayaan,
derajat dan kedudukan, suku bangsa, ketampanan, kefakiran, kekeluargaan dan
lain-lain, tanpa memperdulikan norma-norma agama yang telah digariskan oleh
Allah Ta’ala
Hadirin Yang Berbahagiah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata “Bahwasannya seorang mukmin
wajib dicurahkan kepadanya kecintaan dan kasih sayang meskipun mendhalimi dan
menganggu kamu, dan seorang kafir wajib dicurahkan kepadanya kebencian dan
permusuhan meskipun selalu memberi dan berbuat baik kepadamu.”
Hadirin Yang Berbahagiah
Sesuai dengan apa yang di katakan oleh Syakhul Islam Ibnu
Taimiyah, marilah kita berlindung kepada Dzat yang membolak-balikkan hati,
supaya hati kita dipatri dengan kecintaan dan kebencian yang disyariatkan oleh
Allah dan RasulNya. Karena kadang orang-orang yang menentang Allah di sekitar kita
lebih baik sikapnya terhadap kita dari pada orang-orang yang beriman kepada
Allah, sehingga kita lupa dan lebih mencintai orang-orang kafir dari pada
orang-orang yang beriman. Naudzubilla min dzalik.
Dalam pandangan ahlusunnah wal jamaah kadar kecintaan dan
kebencian yang harus dicurahkan terbagi menjadi tiga kelompok:
1. Orang-orang
yang dicurahkan kepadanya kasih sayang dan kecintaan secara utuh. Mereka adalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, melaksanakan ajaran Islam
dan tonggak-tonggaknya dengan ilmu dan keyakinan yang teguh . Mereka adalah
orang-orang yang mengikhlaskan segala perbuatan dan ucapannya untuk Allah
semata. Mereka adalah orang-orang yang tunduk lagi patuh terhadap
perintah-perintah Allah dan RasulNya serta menahan diri dari segala yng
dilarang oleh Allah dan Rasulnya. Mereka adalah orang-orang yang mencurahkan
kecintaan, kewala’an, kebencian dan permusuhan karena Allah ta’ala serta
mendahulukan perkataan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam atas yang lainnya
siapapun orangnya.
2. Orang-orang
yang dicintai dari satu sisi dan dibenci dari sisi lainnya.
Mereka adalah orang yang mencampuradukan antara amalan yang baik dengan amalan yang buruk, maka mereka dicintai dan dikasihani dengan kadar kebaikan yang ada pada diri mereka sendiri, dan dibenci serta dimusuhi sesuai dengan kadar kejelekan yang ada pada diri mereka. Dalam hal ini kita harus dapat memilah-milah, seperti muamalah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam terhadap seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Himar. Saat itu Abdulllah bin Himar dalam keadaan minum khamr maka dibawalah dia kehadapan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, tiba-tiba sorang laki-laki melaknatnya kemudian berkata: “betapa sering dia didatangkan kehadapan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam keadaan mabuk.” Rasulullah bersabda: “janganlah engkau melaknatnya. Sesungguhnya dia adalah orang yang cinta kepada Allah dan RasulNya (Shohih Al-Bukhari kitab Al-Hudud). Pada hal jama’ah yang berbahagia, dalam riwayat Abu Dawud dalam kitab Al-Asyribah juz 4 yang dishahihkan oleh Al-Bani dalam shahih Al-Jami Ash Shaghir hadits nomer 4967 Rasulullah n melaknat khamr, orang yang meminumnya, orang yang menjualnya, orang yang memerasnya dan orang yang minta diperaskan, orang yang membawanya dan orang yang dibawakan khamr kepadanya.
Mereka adalah orang yang mencampuradukan antara amalan yang baik dengan amalan yang buruk, maka mereka dicintai dan dikasihani dengan kadar kebaikan yang ada pada diri mereka sendiri, dan dibenci serta dimusuhi sesuai dengan kadar kejelekan yang ada pada diri mereka. Dalam hal ini kita harus dapat memilah-milah, seperti muamalah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam terhadap seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Himar. Saat itu Abdulllah bin Himar dalam keadaan minum khamr maka dibawalah dia kehadapan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, tiba-tiba sorang laki-laki melaknatnya kemudian berkata: “betapa sering dia didatangkan kehadapan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam keadaan mabuk.” Rasulullah bersabda: “janganlah engkau melaknatnya. Sesungguhnya dia adalah orang yang cinta kepada Allah dan RasulNya (Shohih Al-Bukhari kitab Al-Hudud). Pada hal jama’ah yang berbahagia, dalam riwayat Abu Dawud dalam kitab Al-Asyribah juz 4 yang dishahihkan oleh Al-Bani dalam shahih Al-Jami Ash Shaghir hadits nomer 4967 Rasulullah n melaknat khamr, orang yang meminumnya, orang yang menjualnya, orang yang memerasnya dan orang yang minta diperaskan, orang yang membawanya dan orang yang dibawakan khamr kepadanya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah ... adapun yang ketiga
3. Orang–orang
yang dicurahkan kebencian dan permusuhan kepadanya secara utuh.
Mereka adalah orang yang tidak beriman kepada rukun iman dan orang yang mengingkari rukun Islam baik sebagian atau keseluruhan dengan rasa mantap, orang yang mengingkari asma’ wa sifat Allah ta’ala, atau orang yang meleburkan diri dengan ahlu bida’ yang sesat dan menyesatkan, atau orang yang melakukan hal-hal yang membatalkan keIslamannya. Terhadap orang ini wajib bagi kita untuk membenci secara utuh, karena mereka adalah musuh Allah dan RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam.
Mereka adalah orang yang tidak beriman kepada rukun iman dan orang yang mengingkari rukun Islam baik sebagian atau keseluruhan dengan rasa mantap, orang yang mengingkari asma’ wa sifat Allah ta’ala, atau orang yang meleburkan diri dengan ahlu bida’ yang sesat dan menyesatkan, atau orang yang melakukan hal-hal yang membatalkan keIslamannya. Terhadap orang ini wajib bagi kita untuk membenci secara utuh, karena mereka adalah musuh Allah dan RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam.
Hadirin Yang Berbahagiah
Ada beberapa faktor yang dapat mengkokohkan kecintaan dijalan
Allah, antara lain:
1. Memberitahukan kepada orang yang dicintai bahwa kita mencintai
karena Allah ta’ala. Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiallaahu anhu, bahwa ia
mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
إِذَا أَحَبَّ
أَحَدُكُمْ صَاحِبَهُ فَلْيَأْتِ فِيْ مَنْزِلِهِ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ
يُحِبُّهُ فِي اللهِ تَعَالَى. (رواه ابن المبارك في الزهد، 712).
“Apabila ada seorang dari kalian mencintai temannya hendaklah dia
datangi rumahnya dan mengkhabarinya bahwa ia mencintainya (seorang teman tadi)
kerena Allah Ta’ala.” (HR.Ibnul Mubarok dalam kitab Az-Zuhdu, hal 712 dengan
sanad shohih)
2. Saling memberi
hadiah
Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah Radhiallaahu anhu:
تَهَادَوْا
تَحَابُّوْا. (رواه البخاري في الأدب المفرد 120 والبيهقي، 6/169، وسنده حسن).
“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling
mencintai.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrod, hal 120 dan Baihaqi
6/169 dengan sanad hasan)
3. Saling mengunjungi
Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah .
يَا أَبَا
هُرَيْرَةَ! زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا. (رواه الطبراني والبيهقي، سنده صحيح).
“Wahai Abu Hurairah! berkunjunglah engkau dengan baik tidak
terlalu sering dan terlalu jarang, niscaya akan bertambah sesuatu dengan kecintaan.”
(HR.Thabrani dan Baihaqi dengan sanad yang shahih)
4. Saling menyebarkan
salam.
لاَ
تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَلاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى
تَحَابُّوْا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ
تَحَابَبْتُمْ، أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ. (رواه مسلم، 2/35).
“Tidaklah kalian masuk Surga sehingga kalian beriman, tidakkah
kalian beriman sehingga kalian saling mencintai, Maukah kamu aku tunjukkan
tentang sesuatu yang apabila kalian melakukan-nya akan saling mencintai?
Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim 2/35).
5. Meninggalkan
dosa-dosa.
Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
مَا تَوَادَّ
اثْنَانِ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَوْ فِي اْلإِسْلاَمِ فَيَفْرُقُ بَيْنَهُمَا
إِلاَّ بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا. (رواه البخاري في الأدب المفرد ص 84 وهو
حديث حسن).
“Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah atau karena
Islam kemudian berpisah kecuali salah satu dari ke duanya telah melakukan
dosa.” (HR. Al-Bukhari dalam kitabnya Al-Adab AlMufrad hal.84)
6. Meninggalkan perbuatan
ghibah (membicarakan sesuatu tentang saudaranya di saat tidak ada, dan jika
saudaranya tersebut mendengarkan dia marah-marah atau tidak suka) Allah
berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu
menggunjingkan (ghibah) sebagian yang lain,sukakah salah seorang di antara kamu
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentunya kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tubat
lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat:12)
Demikian ceramah yang cukup singkat ini mudah-mudahn dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Ceramah Singkat
السلام
عليكم ورحمة الله وبر كاته. الحمد لله وحده، صدق وعده، ونصر عبده والصلاة والسلام
على من لا نبي بعده وعلى اله وصحبه ومن تبع حداه. اما بعد
BERBUAT BAIK
KEPADA TETANGGA
Alhamdulillah
segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga kita
masih sempat hadir ditempat ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW karena dengan ajaran Islam yang
menyebarkan kita bisa yang mana haq dan mana yang bathil.
Hadirin yang
senanatuasa dirahmati oleh Allah SWT pada kesempatan ini insyah Allah saya akan
menyampaikan sebuah pidato berjudul “Berbuat Baik Kepada Tetangga”
Berbicara
tentang tetangga berarti berbicara tentang bagaimana kita hidup dalam
bertentangga. Dengan tetangga kita harus saling menyambung silaturahmi
sebagaimana sabda Nabi yang artinya “Barang siapa yang ingin murah rezekinya
dan panjang umurnya, maka hendaklah mempererat tali silaturahmi (hubungan
silaturahmi)”.
Tentunya kita
semua mengingingkan supaya rezeki kita dan umur kita panjang, maka kita harus
berbuat baik kepada siapa saja terutama tetangga kita. Karena tetangga adalah
saudara yang paling dekat. Dalam hal ibni disebutkan dalam hadits bahwa
tetangga adalah 40 samping kanan, 40
samping kiri, 40 ke depan dan 40 kebelakang.
Hadirin yang
sama dirahmati oleh Allah SWT.
Berbuat baik
terhadap tetangga disayariatkan dalam agama Islam. Dan orang-orang yang beriman
harus menciptakan rasa aman, cinta mencintai, sayang menyangi, dan lain-lain.
Dan jangan sampau kita menyakiti hati tetangga kita baik disengaja ataupun
tidak. Karena tidak dianggap seseorang beriman apa bila ia tidak bisa berbuat
baik kepada tetangganya. Sebagaimana sabda Nabi:
من كان يؤ من با لله والوم الا خر
فليعسن الى جاره
Artinya:
Barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berbuat baik kepada tetangganya
hadirin sekalian yang sama-sama berbahagia.
Perlu pula kita
ingat bahwa dalam hidup bertetangga. Tetangga kita yang akan pertama kali
datang membantu kita dikala kita terkena musibah atau yang lainnya bukan
saudara kita jauh. Dan apabila tetangga kuta berbuat jahat kepada kita
janganglah dibalas dengan kejahatan pula. Karena dengan kebaikan yang kita lakukan
insayh allah akan meluluhkan hatinya.
Hadirin
sekalian yang dimuliakan Allah SWT
Mungkin itulah
yang sempat saya sampaikan pada kesempatan ini lebih dan kiranya mohon
domaafkan segala yang benar datangnya dari Allah SWT dan segala yang salah
datangnya dari diri saya pribadi. Jazakumullah Khair.
السلام عليكم ورحمة الله وبر كاته
Skenario Konseling
SKENARIO
WAWANCARA KONSELING
A. Topik Permasalahan : Siswa Bolos Sekolah
B. Deskripsi Kasus
Seorang siswa
datang ke ruangan Bimbingan dan konseling berinisial MS Siswa kelas XII IPA 1,
pada salah satu sekolah Swasta di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Jenis
kelamin laki-laki, akhir-akhir ini prestasinya belajarnya menurun, dan sering membolos
sekolah karena cara mengajar guru di kelas yang tidak
membuatnya nyaman.
C. Skema Proses Wawancara
Klien :
‘’Assalamu alaikum
Wr. Wb.
Konselor : (ekspressi
senyum ramah , menyambut klien) ‘’Waalaikum salam,
silahkan masuk nak! (Penerimaan)
Klien :
Terima kasih Pak.
Koselor
: Silahkan duduk Nak! (sambil
membungkukkan badan dan mempersilahkan klien duduk). (Menghangatkan)
Klien :
Terima kasih Pak.
Konselor
: Oh ! Ya.... boleh saya tau namanya nak ? (Perkenalan)
Klien : Ia Pak, nama saya Muh. Syukur.
Konselor :
Klo bapak namanya M.Yunus S. Sebelum nak
Syukur datang ke ruangan Bapak, apa kegiatanya di kelas ? (Pertanyaan
Terbuka)
Klien : Tidak ada Pak, kebetulan sekarang sementara
istirahat.
Konselor
: Oh, sedang istirahat, bagaimana menurut Nanda dengan keadaan ruangan
ini? (Merespon/Pertayaan)
Klien : Yah.. menurut saya bagus Pak, dan saya
merasa nyaman didalam ruangan ini.
Konselor : Baiklah, sebetulnya kami di sini ada dua orang
Konselor ada Pak Hamka, dan saya sendiri. Nanda mau konsultasi kepada siapa ? (Informasi)
Klien
: Saya mau konsultasi sama bapak saja.
Konselor : Ok baiklah, tapi waktu yang kita gunakan
hanya waktu istirahat saja yaitu 30 menit saja, bagaimana nanda setuju ? (Kontrak
Waktu)
Klien :
Oh Ia Pak, saya rasa itu sudah cukup.
Konselor :
Nanda, sebelum kita mulai pembicaraan kita ini, perlu nanda ketahui bahwa
segala informasi yang nanda sampaikan nantinya tentu akan di jaga
kerahasiaannya. Jadi diharapkan agar kiranya tidak ada keragu - raguan dalam
menyampaikan masalahnya, dan bapak
berharap nanda bisa terbuka dalam menyampaikan masalahnya, karena masalah yang
nanda hadapi sekarang semua itu bisa teratasi tergantung dari nanda sendiri.
Kalo misalkan nanda menyampaikan dengan jujur masalah yang di hadapi, Insya
Allah masalahnya juga bisa cepat teratasi, tetapi kalo misalkan ada yang
ditutup-tutupi, bapak juga akan kesulitan membatu nanda. (Kode Etik, Ajakan)
Klien : Ia Pak.
Konselor
: Baiklah kalo begitu, Apa yang kemudian nanda harapkan dari pertemuan
ini? (Kontrak
Tujuan)
Klien :
Saya berharap agar kiranya masalah yang saya hadapai sekarang bisa teratasi
Pak.
Konselor : Boleh Bapak tahu, Apa permasalahan yang nanda alami sekarang ?
(Petanyaan Terbuka)
Klien : Begini Pak,
dua minggu yang lalu saya ketahuan membolos
dari sekolah oleh orang tua
saya. Kemudian saat di rumah,
saya dimarahi oleh orangtua saya, Mereka menanyakan mengapa saya membolos dari
sekolah. Saya sangat takut Pak,
Akhirnya saya jujur kepada mereka bahwa saya memang membolos dan saya katakan
bahwa penyebab saya membolos adalah karena guru saya yang cara mengajarnya sangat tidak menyenangkan sehingga saya membolos
sekolah dan ketahuan. Saya takut Pak.’’
Konselor : Oh ya... Terus’’. (Dorongan Minimal)
Sudah
berapa kali Nanda
membolos dalam 1 minggu terakhir ini ?” (Teknik Pertanyaan Tertutup)
Klien : Sudah dua kali Pak.
Saya
benar-benar takut Pak,
Saya takut dimarahi sama orangtua saya, saya sangat takut Pak ? (mimik muka ketakutan)
Konselor
:
Sekarang coba nanda
jelaskan apa yang nanda
rasakan dari peristiwa yang nanda
alami
? (Eksplorasi Masalah)
Klien :
Yang saya alami sekarang Pak,
saya sangat takut saya merasa tidak
memiliki arti, saya malu Pak,
dan
saya sangat tertekan sehingga saya sangat takut dan saya ingin lari dari
masalah yang saya alami ini.
Konselor : Ia ia
(Dorongan Minimal),
Bapak mengerti dan sangat prihatin mendengarnya (dengan
suara pelan dan menyentuh) dan Bapak
sangat merasakan apa yang nanda
rasakan saat ini.” (Empati)
Baiklah
sekarang
bapak ingin bertanya kepada nanda, Bagaimana keadaan dalam kelas
nanda ? (Klarifikasi)
Klien
:
Keadaan di kelas tuh seperti keadaan kelas
pada umumnya Pak,
tidak ada perbedaan tetapi guru-guru yang mengajar di kelas sering membuat saya
tidak nyaman Pak, sehingga saya sering membolos dari
sekolah.’’
Konselor : Sekarang Bapak minta Nanda untuk mengungkapkan perasaan nanda selama ini kepada guru yang membuat
nanda tidak nyaman saat di kelas
sehingga akhirnya membolos ? (Proyeksi)
Klien
:
Saya bingung mengungkapkan perasaan saya Pak..
Konselor
: Kalau begitu, coba nanda anggap
bapak
ini sebagai guru yang membuat nanda tidak nyaman di kelas. (Proyeksi)
Klien : (menarik nafas) Ibu...
ibu..
tahu tidak bahwa saya sangat tertekan belajar dengan ibu, saya sangat muak dengan cara ibu mengajar
yang hanya membentak saya, menyuruh saya mencatat di buku, tidak memberikan saya kebebasan dalam
berpendapat, dan
selalu ingin menang sendiri. Ibu tahu saya benar-benar muak melihat ibu
sehingga saya selalu membolos dari jam pelajaran ibu di kelas biar ibu mengerti perasaan saya.
Konselor
: Ok...ok (Dormin) sekarang saya telah mengetahui bagaimana
perasaan nanda kepada
guru yang membuat nanda
sering membolos dari sekolah sedangkan fokus permasalahan kita sekarang adalah
perilaku membolos
nanda. Mengenai tindakan membolos apakah nanda merasa itu bagian dari tindakan pelarian
nanda atas rasa ketidakpuasan nanda pada guru di kelas ?’’ (Teknik
Fokus)
Klien
: Ia Pak, Kalau mengingat guru
itu, saya benar-benar emosi dan
terbawa suasana marah Pak.
Saya memang merasakan tindakan saya membolos ini merupakan salah satu upaya
pelarian saya dari keadaan kelas yang tidak sesuai dengan harapan saya Pak.
Konselor
: Ia Bapak maklumi memang terbawa suasana. Nanda merasa bahwa tindakan membolos ini
memang sebagai pelarian dari suasana tidak menyenangkan di kelas. Nanda sadar tidak bagaimana akibat dari tindakan membolos
ini baik pada diri nanda maupun
orangtua nanda
? (Pertanyaan Terbuka)
Klien
: Ia
Pak , Saya benar-benar menyadarinya
bahkan saya mengalaminya sendiri Pak,
sampai
saya benar-benar dimarahi sama orangtua dan juga tindakan saya yang membolos
ini tidak membawa perubahan apapun terhadap kondisi di kelas saya, malah membolos membuat hubungan saya
dengan orangtua dan guru menjadi kurang
harmonis.’’
Konselor : Dari jawaban Nanda
tadi Bapak
mengetahui bahwa Nanda sadar akibat yang timbul dari tindakan membolos, tetapi kenapa tindakan membolos tetap Nanda
ambil sebagai jalan pelarian Nanda atas ketidaknyamanannya di kelas? (Teknik Konfrontasi)
Klien
: Saya melakukan itu Pak agar saya dapat diperhatikan, saya dapat didengar, dan saya dapat menyampaikan kepada guru
tersebut bahwa cara mengajarnya banyak tidak disukai oleh siswa. Kalau tidak
melalui cara ini saya tidak tahu lagi harus menyampaikan dengan cara apa ?’’.
Konselor : Dari jawaban Nanda seperti itu, Bapak dapat mengidentifikasikan bahwa Nanda
mengalami kebingungan dalam menghadapi kondisi belajar yang tidak mengenakkan
sehingga Nanda memilih untuk membolos agar dapat diperhatikan. Kalau menurut Nanda
Bagaimana ? (Teknik
Penafsiran).
Klien : Benar Pak, dan saya tahu tindakan membolos itu bukanlah
tindakan yang tepat untuk diambil, akan
tetapi saya sudah benar-benar tidak merasa nyaman Pak diajar oleh guru tersebut sehingga
cara saya untuk melepaskan diri dari kepenatan pikiran saya ini ya!!! cara membolos inilah Pak yang saya ambil.
Konselor : Nanda tidak perlu menyesal terlalu dalam begitu, yang terjadi dimasa lalu biarlah
menjadi kenangan dan pembelajaran, yang terpenting adalah bagaimana Nanda
sekarang mampu menyadari kesalahan Nanda dan mau berubah. Yang
harus dilakukan sekarang adalah Nanda harus menentukan tindakan-tindakan dan
perilaku Nanda dimasa yang akan datang sehingga kejadian membolos ini tidak
terulang lagi. (Teknik
Mengambil Inisiatif)
Klien : Saya sangat berterima kasih Pak atas nasehatnya, Tetapi disini saya bingung Pak tindakan-tindakan apa yang harus saya
ambil untuk mengatasi sikap membolos saya.
Konselor : Sekarang Nanda harus sadar bahwa penyebab membolos dari sekolah
bukanlah dari faktor-faktor di luar diri Nanda tetapi faktor-faktor itu datang
dari dalam diri Nanda sendiri. Sehingga Nanda harus menyadari dulu
dan memunculkan rasa tanggung jawab dari diri Nanda. (Pemguatan)
Klien
: Ia Pak...
Konselor : Sekarang Bapak ingin Nanda menyebutkan kalimat Saya
Bertanggung jawab,
dengan kalimat akhir Nanda yang menentukan sendiri Nanda bertanggung jawab atas
apa? (Teknik
Saya Bertanggung Jawab)
Klien
: (menarik nafas) Saya bertanggung jawab atas perbuatan
saya membolos dari sekolah dan saya
berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Konselor : Sekarang, Nanda
anggap lagi Bapak
ini sebagai guru yang membuat Nanda sering membolos. Coba sekarang Nanda
ungkapkan perasaan Nanda sekarang kepada guru tersebut saat ini. (Teknik
Kursi Kosong)
Klien : Ibu, Saya mohon
maaf atas kesalahan saya membolos di jam pelajaran
Ibu. saya sangat menyesal, tetapi saya meminta ibu tolong mengerti dan memahami
saya sebagai siswa ibu. Bukan hanya saya yang selalu terus selalu
mengerti dan memahami ibu.
Konselor : Ok, sekarang dari segala proses
konseling yang telah kita lakukan, Bapak mendapatkan gambaran bahwa selama ini Nanda
mengalami masalah dikarenakan Nanda melarikan diri dari permasalahan yang Nanda
hadapi di kelas yaitu tidak mampu menyesuaikan diri dengan guru yang mengajar
di kelas Nanda yang ternyata tidak sesuai dengan harapan Nanda selama ini
terhadap sosok guru yang mengajar di dalam kelas. (Teknik Interpretasi)
Klien : Ia Pak, tetapi apa yang harus saya
lakukan sekarang Pak
untuk mengatasi perilaku membolos yang ada pada diri saya Pak. (Teknik
meminta nasihat)
Konselor : Sekarang saya akan
memberikan beberapa pengarahan yang bisa Nanda pilih untuk mengatasi masalah
membolos pada Nanda. Adapun pengarahan saya antara lain :
a. Nanda
coba untuk menjauhi lingkungan-lingkungan yang bisa memancing Nanda untuk
membolos. Nanda bisa memilih lingkungan-lingkungan yang lebih baik dan bisa
menerima Nanda sehingga bisa mengurangi keinginan Nanda untuk membolos.
b. Nanda
coba untuk menyesuaikan diri Nanda terhadap berbagai kondisi lingkungan yang
ada dihadapan Nanda. Nanda harus siap sebab kita tidak selamanya mendapatkan
lingkungan yang sesuai dengan keinginan kita kadang kita mendapatkan kondisi
lingkungan yang tidak sesuai dengan keinginan kita oleh karena itu dengan
berlatih menghadapi berbagai kondisi lingkungan sejak kecil akan membantu Nanda
di saat dewasa nanti.
c. Nanda
harus meningkatkan kemampuan komunikasi Nanda, sebab dari penjelasan Nanda atas
permasalahan yang timbul menyiratkan Nanda kurang memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik kepada guru sehingga Nanda tidak mampu mengungkapkan
perasaan dan keinginan Nanda kepada guru tersebut sehingga guru tersebut tidak
tahu bahwa Nanda tidak suka dengan cara mengajarnya dan ia tetap dengan cara
mengajar yang tidak Nanda sukai sehingga Nanda semakin tidak nyaman saat di
kelas menyimak pelajarannya oleh karena itu kemampuan komunikasi Nanda harus
benar-benar ditingkatkan. (memberi
solusi/saran)
Konselor
: Saya rasa Nanda cukup
bijak untuk memilih salah satu solusi dari beberapa solusi yang bapak arahkan karena Nanda memiliki
kebebasan memilih solusi penyelesaian didasarkan pada perhitungan dan kelebihan
yang telah Nanda perhitungkan. (pertanyaan terbuka)
Klien : Ia Pak, terima kasih atas bantuan
dan arahan yang telah diberikan ke saya. Insya
Allah saya akan menjalankan arahan dari Bapak dan akan mencobanya untuk
menyelesaikan masalah yang saya hadapi sekarang. Semoga beberapa arahan yang bapak berikan akan membantu saya dalam
mengatasi perilaku membolos saya Pak.’’
Konselor
: Ia saya sangat senang mendengarnya.
Sekarang setelah proses wawancara konseling kita selesai , Ada baiknya kita
menarik beberapa kesimpulan agar proses konseling kita ini semakin jelas.
Hal-hal yang dapat saya simpulkan : pertama, Nanda membolos dari sekolah karena
cara mengajar guru di kelas yang tidak membuat Nanda nyaman. Kedua , Nanda
mengetahui bahwa tindakan membolos itu salah tetapi Nanda tetap melakukannya
karena tidak ada cara
lain untuk menyampaikan keinginan Nanda kepada guru. Ketiga , Nanda menyadari
bahwa penyebab perilaku membolos Nanda tidak hanya datang dari luar tetapi dari
dalam diri Nanda yang terungkap melalui beberapa teknik konseling yang Bapak lakukan sehingga Bapak dapat memberikan beberapa arahan
yang sesuai dengan permasalahan yang Nanda hadapi. (teknik menyimpulkan sementara)
Klien
: Ia Pak, Saya akan
mengintrospeksi diri lagi dan
akan
mencoba
memperbaiki perilaku saya dan akan mencoba untuk menerapkan arahan yang telah Bapak berikan untuk memperbaiki diri
saya. Terima kasih Pak sudah
mau mendengarkan keluhan saya’’.
Konselor : Sama-sama, sebelum kita berpisah apa
nanda telah merasa legah ? (menanyakan perasaan)
Klien :
Ia Pak saya sudah merasa legah.
Konselor : Semoga
dengan keputusan yang telah nanda
ambil akan bermanfaat dan membantu diri Nanda untuk menjadi lebih baik. Apabila
Nanda mengalami masalah,
Bapak selalu siap untuk membantu Nanda
dan Bapak tunggu
perkembangan berikutnya dari Nanda. (tagihan
PR)
Klien : Ia Insya Allah. Mari Pak saya permisi dulu, Assalamu alaikum Wr. Wb.
Konselor : Wa’alaikum salam Wb. Wb. (perpisahan)
Langganan:
Postingan (Atom)